KONSEP
MANAJEMEN BASIS DATA DALAM SIG
1.
Model
Basis Data Relasional (overview)
Model ini menunjukkan cara
mengelola/mengorganisasikan data secara fisik dalam memory sekunder, yang akan
berdampak pula pada bagaimana kita mengelompokkan data dan membentuk
keseluruhan data yang terkait dalam sistem yang kita buat.
Pada model relasional, basis data akan disebar
ke dalam berbagai tabel 2 dimensi. Setiap tabel selalu terdiri atas lajur
mendatar yang disebut dengan baris data (row/record) dan lajur vertikal biasa
disebut dengan kolom (column/field). Disetiap pertemuan baris data dan kolom
itulah, item-item data (satuan data terkecil) ditempatkan.
Pada model relasional, tidak ada data yang
kembar. Ini dikarenakan adanya kunci primer (Primary Key) . Kunci primer adalah
satu item yang dipilih dalam suatu kolom yang unik dan tidak sama yang
berfungsi untuk membedakan antara satu kolom dengan kolom lainnya.
2.
Model
Basis Data Hybrid
Langkah awal pada
pendekatan ini adalah pemahaman adanya dugaan atau pendapat bahwa mekanisme
penyimpanan data yang optimal untuk informasi lokasi (data spasial atau
koordinat-koordinat) di satu sisi, akan menyebabkan tidak optimalnya
penyimpanan bagi informasi non-spasial di sisi yang lain. Maka berdasarkan
pendapat ini, data kartografis (koordinat-koordinat) dijital disimpan dalam
sekumpulan file dengan sistem operasi direct acsess untuk meningkatkan
kecepatan proses input-output, sementara itu, data atributnya akan disimpan di
dalam format DBMS relasional standar. Dengan demikian perangkat lunak SIG akan
bertugas sebagai pengelola hubungan antara data spasial dan tabel-tabel
atributnya yang berformat DBMS ini selama operasi-operasi pemrosesan atu
analisis data peta berlangsung.
Sementara digunakan
beberapa pendekatan yang berbeda dalam mekanisme penyimpanan data spasialnya,
mekanisme yang dipakai untuk meggabungkan data spasial (layer) dengan
tave-tabel atributnya tetap sama, yaitu dengan mendefenisikan nomor pengenal
(ID) sebagai atribut kunci yang unik pada unsur spasialnya dan kemudian
menempatkannya pula di dalan tabel atrubut hingga memungkinkannya tetap saling
terkait dalam usaha membentuk informasi yang utuh.
3.
Model Data Terintergrasi
Pendekatan model data
terintegrasi dapat dideskripsikan sebagai pendekatan sistem pengolahan basis
data spasial, dengan SIG yang bertindak sebagai query processor. Kebanyakan
implementasinya hingga sekarang ini adalah bentuk topologi vektor dengan
tabel-tabel rasional yang menyimpan data koordinat-kordinat unsur-unsur peta (titik,
nodes, segmen garis, dan lain sebagainya) bersama dengan tabel-tabel lain yang
berisi data topologi.
Dengan model data SIG
yang terintegrasi (spasial-atribut), terdapat sejumlah karakteristik yang
khusus pada data spasial sebagai implikasi dari penggunaanya.dari sudut pandang
basis data, adalah memungkinkan untuk menyimpan baik data koordinat-koordinat
maupun data mengenai topologi yang diperlukan untuk mengelompokkan
elemen-elemen kartografis dijital dengan menggunakan perancangan yang
didasarkan pada bentuk normal Boyce Codd (BCNF).
Sumber
http://mydjiwandono.blogspot.co.id/2013/06/model-basis-data-hybrid.html